6 HB Jassin, ed., Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45 (Jakarta: Gunung Agung, 1983) 7. Dalam buku Aku Ini Binatang Jalang, sang editor Pamusuk Eneste, menurunkan puisi-puisi Chairil Anwar secara kronologis, yang menempatkan “Nisan” di
Tema pada puisi “Aku” karya Chairil Anwar adalah menggambarkan kegigihan dan semangat perjuangan untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan, dan semangat hidup seseorang yang ingin selalu memperjuangkan haknya tanpa merugikan orang lain, walaupun banyak rintangan yang ia hadapi.
a Tema. Puisi ' Doa´ karya Chairil Anwar di atas mengungkapkan tema tentang ketuhanan. Hal ini dapat kita rasakan dari beberapa bukti. Pertama, diksi yang digunakan sangat kentaldengan kata-kata bernaka ketuhanan. Kata `dua´ yang digunakan sebagai judul menggambarkan sebuah permohonan atau komunikasi seorang penyair dengan SangPencipta.
Penelitianini bertujuan untuk (1) membandingkan antara dua karya sastra yang berbeda, (2) mendeskripsikan biografi Archibald MacLiesh dan Chairil Anwar, (3) mendiskripsikan historis puisi The Death Young Soldiers dan Krawang-Bekasi.Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra.
D SIMPULAN. Jadi puisi Bahasa Bangsa karya Muhammad Yamin ini, dilandasi oleh oleh 2 sejarah , yaitu Sumpah pemuda, dan sejarah Tan Malaka dan keadaan pulau Sumatera timur yang saat zaman itu sedang terpuruk,.Dan pada intinya puisi ini mengingatkan bahwa kita harus bangga dan menjunjung tinggi bahasa dan bangsa kita ini, jangan sampai
Ew0QP. - Pembacaan puisi bertema pahlawan dan perjuangan pada peringatan Hari Pahlawan Nasional 2022 adalah ide perayaan yang satu puisi bertemakan pahlawan yang bisa dibaca adalah puisi-puisi karya Chairil Anwar, seperti puisinya yang berjudul "Diponegoro" atau juga "Karawang – Bekasi".Chairil Anwar terkenal dengan gagasan puisinya yang mendobrak. Puisi “Aku", yang ditulis tahun 1943, dimuat di majalah Timur pada 1945, dianggap sebagai puisi yang besar pengaruhnya pada Angkatan Sudirdjo seperti dikutip Jassin dalam Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45 1956 menulis, sebagai orang yang pertama-tama merintis jalan dan membentuk aliran baru dalam kesusastraan Indonesia, ia dapat dikatakan orang yang terbesar pengaruhnya dari Angkatan Chairil seperti para pejuang kemerdekaan di zamannya, juga banyak berisi perlawanan dan semangat zaman pendudukan Jepang, Chairil menggambarkan siksaan Kenpeitai Polisi Rahasia Jepang dalam puisinya “Siap Sedia".Berikut adalah puisi-puisi bertemakan perjuangan dan pahlawan karya Chairil juga Soemarsono Wafat, Saksi Pertempuran Surabaya & PKI Madiun Insiden Hotel Yamato Ulah Belanda Bikin Murka Arek-Arek Surabaya Hari Pahlawan 10 November 2020 & Sejarah Pertempuran Surabaya Karawang – BekasiOleh Chairil AnwarKami yang kini terbaring antara Karawang – BekasiTidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagiTapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kamiTerbayang kami maju dan berdegap hati?Kami bicara padamu dalam hening di malam sepiJika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetakKami mati mudaYang tinggal tulang diliputi debuKenang, kenanglah kamiKami sudah coba apa yang kami bisaTapi kerja belum selesai, belum apa-apaKami sudah beri kami punya jiwaKerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwaKami cuma tulang-tulang berserakanTapi adalah kepunyaanmuKaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakanAtaukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapanAtau tidak untuk apa-apaKami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkataKaulah sekarang yang berkataKami bicara padamu dalam hening di malam sepiJika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetakKenang, kenanglah kamiMenjaga Bung KarnoMenjaga Bung HattaMenjaga Bung SjahrirKami sekarang mayatBerilah kami artiBerjagalah terus di garis batas pernyataan dan impianKenang-kenanglah kamiYang tinggal tulang-tulang diliputi debuBeribu kami terbaring antara Karawang – Bekasi1948DiponegoroOleh Chairil AnwarDi masa pembangunan iniTuan hidup kembaliDan bara kagum menjadi apiDi depan sekali tuan menantiTak gentar. Lawan banyaknya seratus di kanan, keris di kiriBerselempang semangat yang tak bisa matiMAJUIni barisan tak bergenderang-berpaluKepercayaan tanda menyerbuSekali berartiSudah itu matiMAJUBagimu negeriMenyediakan apiPunah di atas menghambaBinasa di atas ditindasSungguhpun dalam ajal baru tercapaiJika hidup harus merasaiMajuSerbuSerangTerjang1943 Siap-Sediakepada angkatankuTanganmu nanti tegang kaku,Jantungmu nanti berdebar berhenti,Tubuhmu nanti mengeras batu,Tapi kami sederap mengganti,Terus memahat ini Tugu,Matamu nanti kaca saja,Mulutmu nanti habis bicara,Darahmu nanti mengalir berhenti,Tapi kami sederap mengganti,Terus berdaya ke Masyarakat nanti diam ditekan,Namamu nanti terbang hilang,Langkahmu nanti enggan ke depan,Tapi kami sederap mengganti,Bersatu maju, ke kami panas selama,Badan kami tertempa baja,Jiwa kami gagah pekasa,Kami akan mewarna di angkasa,Kami pembawa ke Bahgia kawanMenepis segar angin terasaLalu menderu menyapu awanTerus menembus surya cahayaMemancar pencar ke penjuru segalaRiang menggelombang sawah dan hutanSegala menyala-nyala!Segala menyala-nyala!Kawan, kawanDan kita bangkit dengan kesedaranMencucuk menerang hingga kawanKita mengayun pedang ke Dunia Terang!1944 - Pendidikan Penulis Yulaika RamadhaniEditor Yantina Debora
puisi aku karya chairil anwar bertemakan